Bila bercakap tentang nafkah pada mak ayah, mereka seolah-olah merasakan ia hanya menjadi tanggungjawab pada anak-anak lelaki. Mlah, tidak terkecuali yang keliru antara keutamaan kepada keluarga dan tanggungjawab pada mak ayah.
Ada juga mengatakan nafkah pada mak ayah adalah tanggungjawab pada anak lelaki dan tidak wajib pun pada menantu pun. Bagaimana pula dengan tanggungjawab anak perempuan.
Ramai yang tidak tahu, anak perempuan turut mempunyai tanggungjawab memberi nafkah pada mak ayah. Anak perempuan yang bekerja dan mempunyai pendapatan sendiri tidak menjadi permasalah untuk memberi nafkah pada mak ayah.
Tapi bagaimana pula dengan anak perempuan yang tidak bekerja. Hanya mengharapkan duit daripada suami. Bagaiaman nak berikan nafkah pada orang tuanya. Boleh dikatakan kalau anak perempua memberi nafkah dengan menggnakan duit suami, apakah hukumnya.
Merungkaikan persoalan tentang menantu yang memberi nafkah pada mentua, di sini ada jawapannya.
Baca Artikel Menarik Lain Di Sini: Nafkah Anak TETAP Tanggungjawab Ayah, Walaupun Isteri Jaga Selepas BERPISAH, Jangan Nak Culas
Isteri Bekerja Pun BERHAK Dapat NAFKAH Suami Walaupun Hanya RM10
Info Lebih Menarik DI SINI
Nafkah Pada Mak Ayah, Menantu Tidak Wajib
Pertanyaan :
Siapakah yang berkewajipan memberi nafkah pada mentua. Saya seorang suami yang selalu melihat mentua meminta duit bulanan daripada isteri saya. Sedangkan mentua saya juga mempunyai anak lelaki.
Jawapan:
Seorang lelaki yang berkahwin, wajib memberi nafkah kepada isterinya. Ada pun mentua tidaklah termasuk dalam tanggungjawab wajib. Jadi, tidak dibenarkan jika seorang isteri mengambil harta suaminya untuk diberikan kepada orang tuanya kecuali dengan izin serta keredhaan suami.
Siapakah yang wajib memberi nafkah pada mentua?
Orang yang wajib memberi nafkah kepada mentua adalah anak-anaknya.
Sekiranya seorang isteri memiliki harta peribadi (bukan harta suami) dan dia memiliki harta yang lebih dari keperluannya, maka wajib baginya untuk memberi nafkah kepada kedua orang tuanya yang fakir. Ini kerana secara umum, memberi nafkah kepada orang tua adalah kewajipan pada anaknya, baik anak lelaki atau anak perempuan. Ini termasuklah dalam bentuk berbakti kepada orang tua.
Ibnul Mundzir (318 H) berkata:
أجمع أهل العلم على أن نفقة الوالدين الفقيرين اللذين لا كسب لهما، ولا مال، واجبة في مال الولد…
Telah sepakat ahli ilmu bahwa nafkah kedua orang tua yang fakir yang tidak memiliki penghasilan dan tidak memiliki harta adalah sebuah kewajiban pada harta seorang anak. (Al-Mughni: 8/212)
Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu anha, Nabi ﷺ bersabda:
إنَّ أَطْيَبَ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ، وَإِنَّ وَلَدَهُ مِنْ كَسْبِهِ.» رواه أبو داود.
Sungguh sebaik-baik makanan yang dimakan oleh seseorang adalah dari hasil usahanya dan sesungguhnya anak dia adalah bagian dari hasil usahanya.” (HR. Abu Dawud)
Hadis ini menerangkan bahawa orang tua memiliki hak atas harta anaknya. Maka boleh bagi keduanya untuk mengambil darinya. Tentu dengan beberapa syarat seperti;
(1) Mengambil sebatas yang tidak bermudarat bagi anaknya,
(2) Tidak mengambil harta yang berkaitan dengan kebutuhan anak,
(3) Tidak mengambil untuk diberikan kepada anaknya yang lain. Dan sebagian ulama menjelaskan hal tersebut hanya diperbolehkan dalam kondisi ketika orang tua membutuhkan saja.
Seorang anak, baik lelaki ataupun perempuan- wajib untuk memberi nafkah kepada kedua orang tuanya apabila dalam keadaan berikut;
1. Fakirnya kedua orang tua serta tidak mampu bekerja,
2. Anak berkecukupan dan memiliki harta yang lebih dari kebutuhannya.
Akan tetapi telah terjadi perselisihan di kalangan para ulama siapakah yang wajib menafkahi kedua orang tua apabila memiliki anak laki-laki dan perempuan.
Ibnu Qudamah (682 H) dalam Al-Mugni berkata:
وإن اجتمع ابن وبنت، فالنفقة بينهما أثلاثا، كالميراث. وقال أبو حنيفة: النفقة عليهما سواء؛ وقال الشافعي: النفقة على الابن؛ لأنه العصبة.
Jika berkumpul anak laki-laki dan perempuan, maka nafkah antara keduanya dibagi sepertiga bagian seperti dalam warisan. Dan berkata Abu Hanifah: Nafkah atas keduanya sama. Dan berkata Syafi’i: Nafkah itu atas anak laki-laki, karena ia adalah Ashabah (Ahli waris yang bagiannya tidak ditentukan).” (Al-Mughni: 8/219)
Maksud dari “antara keduanya di bagi sepertiga bagian seperti dalam warisan” yaitu karena dalam warisan bagian satu orang anak laki-laki sama dengan bagian dua anak perempuan. Misal orang tua yang memiliki satu anak laki-laki dan satu anak perempuan maka anak laki-laki wajib memberikan nafkah dua pertiga bagian dan anak perempuan sepertiga bagian.
Apabila memiliki satu anak laki-laki dan dua anak perempuan maka nafkah di bagi empat bagian dua bagian atas anak laki-laki dan dua bagian atas dua anak perempuannya. Dan begitu seterusnya.
Ini adalah yang wajib, akan tetapi sekiranya salah satu
Ini adalah yang wajib, akan tetapi sekiranya salah satu dari mereka telah mencukupi nafkah orang tuanya maka gugur kewajiban nafkah atas saudara yang lain. Dan baginya pahala di sisi Allah Ta’ala. Atau semua sepakat dengan jumlah tertentu atas masing-masing mereka.
Wallahu ta’ala a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Idwan Cahyana, Lc.
Mingguan Wanita : Sebagai seorang anak, wajib memberi nafkah pada orang tua. Inilah keberkatan seorang anak.
Baca Menarik Lagi DI SINI:Mak Tak Minta Duit Anak Kecuali TERDESAK, Jangan Berkira, Hargai Selagi Ada
Bangkit Wanita Mingguan Wanita
Group khas buat semua wanita B40 dan M40 yang mahu bangkit maju dari kehidupan sekarang menerusi perkongsian tip, promosi kursus anjuran Mingguan Wanita, perkongsian kisah inspirasi wanita. #langkahyakinlakarkejayaan
Follow kami di :
Facebook Mingguan Wanita
Instagram Mingguan Wanita
Twitter Mingguan Wanita
#bangkitwanita
#langkahyakinlakarkejayaan
#bisnesdarirumah
#mingguanwanita
MINGGUAN WANITA kini di seeNI, download seeNI sekarang!
KLIK DI SEENI